Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Model Pembelajaran ARCS (Atenttion, Relevance, Confidence, Satisfaction)

Model ARCS (Atenttion, Relevance, Confidence, Satisfaction) dikembangkan oleh Keller, sebagai jawaban bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. ARCS adalah singkatan dari bentuk sikap siswa yakni attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ARCS adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian siswa, menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa, menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas dalam diri siswa tersebut.
Model pembelajaran ARCS terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS tersebut yaitu:

a. Attention (Perhatian)

Secara garis besar ada tiga jenis strategi untuk membangkitkan perhatian dan mempertahankan perhatian siswa dalam pembelajaran, yaitu:
1) Membangkitkan daya persepsi siswa
Dalam membangkitkan daya persepsi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan sesuatu hal yang baru, mengherankan, tidak pantas atau peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tidak menentu.
2) Menumbuhkan hasrat ingin meneliti
Menumbuhkan hasrat ingin meneliti pada siswa dapat dilakukan dengan merangsang perilaku yang selalu ingin mencari informasi dengan mengajukan pertanyaan atau masalah yang memerlukan pemecahan oleh siswa sendiri.
3) Menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi
Dalam usaha mempertahankan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan elemen atau unsur-unsur pembelajaran yang beraneka ragam. Variasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memvariasikan format tulisan dalam teks, menyajikan gambar-gambar yang bervariasi, dan warna yang beraneka ragam.

b. Relevance (Relevansi)

Pada dasarnya ada tiga jenis strategi guna meningkatkan relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, yaitu:
1) Menumbuhkan keakraban dan kebiasaan yang baik
Dalam usaha menumbuhkan keakraban pada diri siswa terhadap pembelajaran dapat dilakukan dengan cara menggunakan atau pemakaian bahasa yang konkret, contoh, dan konsep yang berkaitan atau berhubungan dengan pengalaman dan nilai kehidupan siswa.
2) Menyajikan isi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan
Cara lain untuk meningkatkan relevansi pembelajaran adalah dengan
menyajikan pernyataan atau contoh-contoh yang sesuai dengan tujuan dan kegunaan pembelajaran.
3) Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai
Dalam hal ini untuk menciptakan relevansi terhadap pembelajaran dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan profil atau karakteristik siswa serta sesuai karakteristik isi pembelajaran agar siswa lebih cepat memahami isi pembelajaran yang disampaikan.
c. Confidence (Percaya diri)
Berkenaan dengan aspek ini, guru dituntut untuk membantu siswa mengembangkan harapan keberhasilan dalam pembelajaran. Ada tiga jenis strategi yang dapat dilakukan:
1) Menyajikan prasyarat belajar
Guna menumbuhkan keyakinan pada diri siswa dapat dilakukan dengan menjelaskan kepada siswa persyaratan atau kriteria hasil belajar. Guru dapat menyampaikan kepada siswa kriteria penilaian untuk tugas-tugas, dan memberi contoh hasil pekerjaan yang dianggap bagus (Suciati, 2003).
2) Memberi kesempatan untuk sukses
Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan tantangan yang memungkinkan siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah kondisi belajar dan unjuk kerja tertentu. Agar siswa merasa yakin tentang apa yang dikerjakanya, katakan padanya ia pasti akan sukses melakukannya.
3) Memberi kesempatan untuk melakukan kontrol pribadi
Dalam menumbuhkan keyakinan diri pada siswa dapat dilakukan dengan menyajikan umpan balik dan kesempatan untuk mengendalikan atau mengatur kemampuan atribusi internal akan kesuksesannya.

d. Satisfaction (Kepuasan)

Terdapat tiga jenis strategi untuk membangkitkan kepuasan dalam pembelajaran, yaitu:
1) Menyajikan latar belajar yang alami
Pelaksanaan strategi ini dilakukan dengan menyajikan kesempatan menggunakan pengetahuan atau keterampilan yang baru dikuasai dalam situasi nyata dan menantang.
2) Memberikan penguatan yang positif
Dalam hal ini untuk menumbuhkan kepuasaan dilakukan dengan memberi umpan balik dan penguatan yang akan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Pemberian pujian verbal, memberi komentar pada lembar hasil tes, penukaran kelas, dan sejenisnya dapat menumbuhkan rasa puas pada diri siswa
3) Mempertahankan standar pembelajaran secara wajar
Hal ini dilakukan dengan jalan mempertahankan standar dan konsekuensi secara konsisten pada setiap penyelesaian tugas pembelajaran.
(Wena, 2009)
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan perhatian, melihat tingkat relevansi, mempengaruhi sikap percaya diri dan memberikan rasa puas siswa terhadap pembelajaran yaitu:
a. Perhatian
1) Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, aneh dan berbeda dari yang biasanya dalam pembelajaran
2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
3) Mengadakan variasi situasi pembelajaran misalnya, dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dan mengubah gaya mengajar
4) Mengadakan komunikasi nonverbal seperti dengan demonstrasi dan simulasi.
b. Relevansi
1) Mengemukakan tujuan atau sasaran yang akan dicapai
2) Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa.
3) Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada hubungannya dengan pengalaman atau nilai-nilai yang dimiliki siswa
c. Percaya diri
1) Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri.
2) Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan.
3) Memberikan tugas yang bervariasi misalnya, dari mudah ke sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan.
4) Memberi kesempatan pada siswa secara bertahap mandiri dalam belajar dan melatih suatu keterampilan.
d. Kepuasan siswa
Memberikan penguatan eksternal melalui pemberian penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal (Hermana dalam Hadi, 2010)
Semoga bermanfaat :)

Sumber:
Hadi, Efran, 2010. ”Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction)”. Tersedia Pada http://syu3f.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-arcs-attention.html (diakses tanggal 22 Oktober 2010)
Suciati, dkk. 2003. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara

Post a Comment for "Model Pembelajaran ARCS (Atenttion, Relevance, Confidence, Satisfaction)"